Selasa, 05 September 2017



Watu Semaur

Watu Semaur di Desa Selur, Ngrayun.Jika Anda ingin melihat sebuah batu sebesar bukit dengan bentuk yang cukup eksotis, Anda bisa bisa berkunjung ke kecamatan Ngrayun. Namanya Watu Semaur.

Watu Semaur? Ya, nama itu kalau dibahasa Indonesiakan berarti “Batu Menjawab (Watu: Batu. Semaur: Menjawab). Tempat ini berada di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo. Bentuk Batu yang sebesar bukit kecil itu memang unik, Dia seperti Batu yang menempel di bukit dan hanya berjarak sekitar 50 meter dari pinggir jalan alternatif menuju Panggul, Trenggalek.

Jika Anda berada didekatnya, maka Anda akan menatap betapa eksotisnya tebing batu tersebut, dan jika anda berteriak makan akan melahirkan bunyi seperti jawaban yang keluar dari “mulut” batu itu , yang sesungguhnya tercipta dari pantulan dinding batu tersebut.

Eksotisme Watu Semaur bukanya tidak menyimpan mitos. Dari hasil ngobrol dengan Sunar, Salah seorang warga Kecamatan Ngrayun,diperoleh kisah mitos yang sudah sejak lama berkembang di kawsan tersebut menyangkut “si batu menjawab”.

Menurut masyarakat sekitar Watu Semaur, terjadinya Watu Semaur bermula dari sebuah kepercayaan kalau hutan ytang banyak melingkupi kawasan Ngrayun,khususnya di sekeliling Watu Semaur amatlah angker,

Bahkan, Karena saking angkernya sampai-sampai jika ada pasangan pengantin yang baru lima hari menikah tidak boleh melintas di jalan-jalan ada di hutan-hutan tersebut jika tanpa ada yang menemani.

Suatu Ketika, ada sepasang pengantin yang melanggar larangan tersebut dengan melintas di sekitar kawasan hutan. Dalam perjalanan sang pengantin pria tiba-tiba merasa ingin buang air kecil hingga kemudian dia berjalan agak jauh dari pengantin wanita yang disuruh menunggunya buang hajat.

Sembari menunggu, pengantin wanita pun mencari tempat yang nyaman untuk menunggu suaminya Setelah selesai buang air, pengantin pria berniat mencari istrinya sambil berteriak memanggil nama istrinya.

Panggilan sang suami selalu dijawab sang istri, namun dia tidak pernah menemukan sang istri, meski demikian, dia tidak pernah berhenti berteriak memanggil sang istri, dan istrinya selalu menjawabnya meski tidak pernah menampakkan dirinya. Tanpa putus asa dia terus memanggil sambil beristirahat di kawasan itu hingga dia berubah menjadi sebuah batu, yang kini dikenal sebagai Watu Kodok (Batu Kadok) yang terletak sebelum Watu Semaur, Sementara sang Istri yang terus menjawab jika diteriaki atau dipanggil ternyata juga sudah berubah menjadi batu, yakni Watu Semaur.

Yah, semua itu hanyalah cerita rakyat sekitar yang mengiringi eksotika keindahan Watu Semaur. Di mana posisi Watu Semaur saat dilihat dari pinggir jalan alternatif itu memang cukup eksotis, karena dia seperti batu besar yang berdiri sendirian di tengah hamparan sawah yang memang cukup jarang di kawasan itu.

Jika Anda sedang melintasi kawasan tersebut, tidak ada salahnya untuk sejenak menikmati eksotikanya sambil mencoba berteriak dan merasakan jawaban, akibat pantulan suara Anda sendiri yang muncul dari tebing Watu Semaur.



1 komentar: